Script Lain

Terbongkar Rahasia Besar Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi Demi Sembuhkan Pasien, Sang Dukun Ternyata cuma Pakai Cara Ini

Ningsih Tinampi ternyata melakukan trik ini untuk mengobati pasiennya

Terbongkar Rahasia Besar Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi Demi Sembuhkan Pasien, Sang Dukun Ternyata cuma Pakai Cara Ini.

Siapa yang tidak kenal dengan Ningsih Tinampi?

Dukun asal Pasuruan, Jawa Timur ini mengklaim mampu menyembuhkan beragam penyakit hanya dengan membaca Al-Fatihah.

Pasiennya telah mencapai puluhan ribu orang.

Bahkan, antrian pendaftarannya bisa mencapai hitungan bulanan bahkan tahunan.

Ia juga memiliki kanal YouTube dengan jumlah pengikut mencapai jutaan subscriber.

Isi YouTube miliknya adalah video tindakan terapinya.

Cara ini cukup jitu.

Sebab, promosi seperti ini jarang dilakukan dukun, tabib atau profesi sejenisnya.

Tak heran, Ningsih Tinampi cepat terkenal.

Namun, Ningsih Tinampi terlihat bingung dan panik ketika ditanya mengenai sumber ilmu pengobatannya setelah didatangi oleh Pemprov Jatim dan Dinas Kesehatan Jatim.

Hal itu tampak dari reaksinya ketika klinik Ningsih Tinampi yang viral di media sosial didatangi oleh Pemprov Jatim dan Dinas Kesehatan Jatim.

Melalui laman YouTube miliknya, Ningsih Tinampi membagikan momen ketika kunjungan Pemprov Jatim dan Kesehatan Jatim berkunjung.

Awalnya, Ningsih Tinampi ditanya oleh seorang staf kesehatan mengenai ilmu yang dimilikinya.

Ia penasaran, dari mana Ningsih Tinampi mendapatkan kemampuan mengobati orang.

Wanita tersebut memulai pertanyaannya dengan memperkenalkan diri.

"Saya sudah melihat bagaimana ibu melakukan terapi."

"Bagi saya sangat menarik karena saya orang pendidikan, saya orang UNAIR bu," ungkap seorang wanita dari Dinas Kesehatan.

Lebih lanjut, ia kemudian mulai mengulik sumber ilmu Ningsih Tinampi hingga mampu membuka pengobatan alternatif.

Staf tersebut pun mulai bertanya kepada Ningsih Tinampi mengenai asal muasal kemampuannya.

"Saya pengin tahu, ibu mendapat ilmu terapi itu dari mana Bu ?" tanya staf dinas kesehatan.

Namun mendengar pertanyaan itu, Ningsih Tinampi justru terlihat panik dan kelabakan menjawab.

Alih-alih langsung menjawab, Ningsih Tinampi justru sempat melongo seraya terkejut.

"Waduh! Waduh!" ucap Ningsih Tinampi.

Menjelaskan kembali pertanyaannya, staf wanita itu pun mengaku penasaran dengan asal muasal ilmu yang dimiliki Ningsih Tinampi.

Sebab, biasanya seseorang yang mempunyai ilmu gaib itu berasal dari keturunan atau belajar.

Ningsih Tinampi melakukan pengobatan

Ningsih Tinampi melakukan pengobatan

Karena saya di pendidikan, biasanya ini termasuk. misalnya dari neneknya, atau omnya, dari turun temurun."

"Nah, ibu ini dari siapa (ilmunya)?" tanya staf wanita itu lagi.

Usai berpikir beberapa detik, Ningsih Tinampi pun akhirnya mengurai jawaban.

Diakui Ningsih Tinampi, ia bingung jika ditanya soal sumber ilmunya.

Diakui Ningsih Tinampi, ia tidak pernah belajar ilmu pengobatan alternatif.

"Kalau saya sendiri bingung ya jawabnya."

"Karena saya juga tidak belajar, saya tidak minta."

"Wong saya pekerjaannya dulu juga bukan mengobati," kata Ningsih Tinampi.

Namun belakangan, Ningsih Tinampi diduga tak benar-benar memiliki kemampuan gaib untuk menyembuhkan penyakit.

Ningsih Tinampi disebut-sebut hanya menggunakan metode placebo atau trik sugesti.

Placebo adalah perawatan medis yang sebenarnya tidak memiliki efek yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Namun, manusia yang menerimanya merasa mendapatkan manfaat

Itulah mengapa, masyarakat lebih menyukai pengobatan seperti Ningsih Tinampi, ditipu dengan efek placebo.

Mereka dijanjikan peningkatan kontrol diri, percaya diri dan perbaikan kesehatan.

Namun perlu diingat, efek itu bersifat semu karena tidak menyasar sumber asli penyakit.

Terkait fenomena Ningsih Tinampi, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur sendiri juga sempat mengimbau masyarakat lebih cerdas memilih pengobatan.

IDI meminta masyarakat memilih pengobatan yang teruji secara ilmiah.

"Masyarakat harus banyak belajar dan mencari tahu referensi tentang pengobatan yang baik dan terbukti secara ilmiah, jangan hanya ikut-ikutan saja," kata Ketua IDI Jawa Timur, Sutrisno ketika dikonfirmasi Kompas.com.

"Mungkin ada jalur lain untuk pengobatan,"

"Tapi, yang jelas bukan jalur medis," jelasnya.

Sutrisno mendesak Dinas Kesehatan Jawa Timur bersinergi dengan sejumlah pihak untuk melindungi masyarakat.

Terlebih, ada banyak metode pengobatan yang berkembang di masyarakat.

"Dinas Kesehatan punya wewenang untuk menilai metode pengobatan yang berkembang di masyarakat untuk melindungi masyarakat," jelasnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel